Kamis, 26 Agustus 2010

Kecewa terhadap indonesia

so what's the latest edition of August! oh yes .. i guess what u have heard about the so-called phenomenal and shinta jojo..maaf sebelumnya tapi kok saya ngga menemukan sesuatu apapun dari video mereka yang bisa membuat mereka berbeda dari yang lain ya?! mereka cuma lipsync, dan menari-nari ngga jelas yang membuat saya bertanya-tanya di mana unsur ke lucu an nya ya?!

oke, mereka cantik, meskipun menurut saya ngga terlalu juga sih, trus?! jd sekarang yang penting cantik, bikin sesuatu yang bisa di liat orang trus jadi deh terkenal... ya whatever.. sorry tapi kok saya jadi merasakan ke tidak-punya-otak-an orang-orang indonesia ya?! kok mereka bisa ya lebih menghargai mereka yang tanpa usaha apapun atau dengan kata lain instan daripada orang-orang yang udah berusaha keras and so on..

kayanya publik indonesia senang sekali dengan sesuatu yg bersifat instan.. itulah kenapa korupsi kolusi dan nepotisme merajalela di negeri indonesia tercinta ini.. ya iya lah, orang-orang demen nya yang instan-instan.. kaya instan? tinggal korupsi.. dapat kerja instan? nepotisme aja... apa lagi? terkenal instan? bikin aja sesuatu yang aneh.. liat aja artis-artis kita, dikit tenggelem namanya langsung bikin gosip! liat anggota-anggota dpr, pada mau kaya tp kerja nya apa? TIDUR... wtf..

apaan banget sih indonesia.. makin lama makin aneh aja..ngga ngerti deh...
saya lebih menghargai band-band yang sering di bilang alay or whatever lah ya karena mereka sejelek-jelek apapun itu masih berusaha buat berkarya, bikin lagu, ngejar sana sini buat masuk dapur rekaman daripada orang-orang yang pake cara-cara instan buat terkenal.. dan jelas saya lebih sangat menghargai tukang becak, supir taxi, tukang sampah, tukang parkir dan lain lain yang jelas berusaha keras untuk mendapatkan uang dengan bekerja, ngga kaya pejabat dan anggota dpr dan lainnya yg bisa nya makan gaji buta.. di gaji gede tp kerja nya NOL besar..

yaaah.. tapi saya cuma bisa bilang kecewa saja sama mereka-mereka yg menghalal kan segala cara seperti yang saya sebutin di atas.. tapi saya juga ngga bisa ngapa-ngapain.. saya ngga mau jadi orang-orang yang demo sana sini protes sana sini tapi sendirinya ngga bisa buat apa-apa buat negara..

use ur brain lads! dari pada ngobrak ngabrik bakar bakar bikin macet dan lain sebagainya mending pada ikutan usaha gih.. saya yakin kok masih banyak orang-orang jujur dan baik di negeri ini.. dan di antara deretan pejabat dan lain sebagainya itu juga pasti ada kok beberapa orang yg bener-bener jujur dan berniat memajukan negeri.. kita harusnya ngebantu, bukan malah ngancurin...:)

kok saya malah jd ngomong panjang lebar gini tetang negara ya?! hahahha...
see ya all later! bye! :)

Senin, 23 Agustus 2010

Bagi zakat memakan korban

pasti sudah pada hapal yah, tiap bulan puasa selalu ada saudagar kaya yang bagi-bagi duit buat orang susah di daerah tempat tinggalnya. hapal juga dong kalo tiap tahun pasti acara begituan makan korban. apa iya zakat menyusahkan masyarakat?

mestinya ngga. mestinya zakat membahagiakan umat (kata orang islam).
tapi gini jadinya kalo zakatnya dengan semangat narsisme.
berzakat ya ngga pernah salah.
tapi caranya yang salah.
mungkin ini gejala narsistikkah?

pernah denger yang namanya rumah zakat?
atau setidaknya pernah denger panitia pembagian zakat di masjid?
nah, itu dia.
dua lembaga itu kan udah lebih pengalaman soal bagi-bagi zakat, ya serahkan aja sama mereka. 
biar mereka dapat pahala, yang ngasi juga dapat pahala, yang susah juga dapet duit, semua bahagia.

sayangnya, si saudagar kaya ini berfikir beda.
mungkin saya yang negatif thinking, tapi pas di tipi, si saudagar kaya ini menikmati banget waktu ngasi duit dan tangannya dicium orang-orang yang nerima duit.
dia juga semangat banget waktu disorot kamera.

ini dia yang ngga bener.
masa zakat dengan SEMANGAT NARSISME sih?
tapi yah, indonesia kan begitu yah.
apa-apa dikerjain dengan semangat narsisme.

liat aja aktor politik kita.
liat iklan kampanyenya.
semuanya cuma jual diri.
(yah, walopun emang harusnya gitu sih, bayar mahal buat slot iklan ya tujuannya buat jual diri.)
semangatnya cuma semangat narsisme.
semangat untuk populer, bukan populis.

3 hal terpenting dalam hubungan

buat saya, ada tiga hal yang terpenting dalam sebuah hubungan; rasa saling percaya, kesetiaan, serta penghormatan dan penghargaan. bagi saya, variabel lain bisa dinegosiasi kecuali ketiga hal tersebut. ketiga hal tersebut adalah semacam trinitas. jika satu dilukai, maka sama saja dengan melukai ketiganya. membuat cacat penghargaan, sama saja membuat cacat kepercayaan, jika kepercayaan sudah cacat maka kesetiaan pun sudah tidak bisa ditanggung lagi eksistensinya dalam sebuah hubungan.

saya percaya, ketika seseorang ingin dihargai, maka ia harus menghargai orang lain terlebih dahulu, karena penghargaan terhadap orang lain adalah cermin penghargaan seseorang atas dirinya sendiri. dalam sebuah hubungan, kepercayaan yang ada harus dihargai. katakanlah begini, saya setia kepada pasangan saya. dan kesetiaan saya itu harus diganjar dengan penghargaan berupa rasa percaya. sebaliknya kepercayaan saya pun harus dihargai dengan kesetiaan pasangan saya. jika sudah setia dan percaya satu sama lain, maka penghargaan dan penghormatan adalah bentuk nyata dari loyalitas dan kepercayaan tersebut.

misalnya saya percaya bahwa pasangan saya setia. saya yakin dia tidak melakukan hal yang tidak diinginkan di belakang saya. maka yang harus saya lakukan adalah menghargai dan menghormati kesetiaan pasangan saya, sekaligus juga menghargai dan menghormati pasangan saya sebagai manusia, sebagai entitas yang memenuhi saya. dan rasa penghargaan, penghormatan saya itu saya tunjukan dengan tidak sembunyi-sembunyi mengecek handphone nya, dengan tidak menginterogasinya, juga dengan membalas kesetiaannya dengan kesetiaan juga.

sebaliknya, jika ternyata pasangan saya menghianati saya, yang terjadi adalah: (1) dia sudah tidak setia kepada saya, (2) itu berarti dia sudah tidak menghargai dan menghormati kesetiaan saya, sekaligus juga tidak menghargai dan menghormati saya sebagai pasangannya, sebagai entitas yang melengkapinya, sekaligus juga (3) dia sudah tidak mempercayai saya karena bagi saya kesetiaan adalah hubungan saling percaya yang timbal balik.

bukan berarti menegasikan variabel lain. persoalan yang datangnya dari luar tentu saja membawa pengaruh yang juga bisa saja menjadi sangat mengangganggu. namun, dengan adanya ketiga variabel tersebut--dengan catatan ketiganya sungguh-sungguh dijalankan, menurut saya terpaan dari persoalan lain bisa diperkecil hingga akhir nol. misalnya persoalan keuangan. anggaplah pasangan saya penghasilannya lebih kecil dari saya. hal tersebut sering kali menjadi masalah yang pelik dalam lingkungan budaya patriarki. namun, jika saya menghargai pasangan saya tersebut, maka saya tidak perlu merasa kecewa karena masalah penghasilan karena toh saya baru saja menyadari hal klise soal kebahagiaan yang tidak bisa diukur oleh materi atau benda lain yang terukur secara angka. lagi pula jika memang menghargai pasangan sebagai manusia bukan semata-mata mesin penghasil uang maka alih-alih persoalan uang ada banyak nilai tambah lain dari seorang manusia.

sebaliknya jika pasangan saya menghargai saya, dia tentu saja juga tidak boleh minder karena persoalan gaji. karena keminderan dalam penghasilan sama saja menyangka saya adalah seseorang yang hanya menilai segala sesuatu dengan materi sehingga pasangan saya harus malu. dan tentu saja, hal tersebut akan sangat menyinggung saya yang bisa jadi dianggap hanya mau menjalin hubungan berkaitan dengan persoalan materi.

lagi pula, jika tiga prinsip mendasar itu sudah ditanamkan dan kuat hingga ke serabut akar yang terujung, maka agaknya tak ada lagi masalah yang mendasar bagi pasangan. masalah lain yang muncul sekadar soal permukaan. maklum, sebelum beradu pendapat, sebelum ngotot-ngototan, dua orang memang tidak mungkin bisa benar-benar saling mengenal. bukankah jika dapat menghadapi dan menyelesaikan masalah bersama, maka hubungan akan makin berarti, dan semakin mengerti-semakin dekat satu sama lain?

Usia berapa kamu akan menikah ?

akhir-akhir ini saya baru menyadari kalau begitu banyak teman saya yang sudah menikah. ini sungguh tak diduga-duga. saya pikir dari latar belakang SMA dan perkuliahan saya, teman-teman akan memilih untuk melajang dulu, berkarir, baru akan menikah selepas usia 25. atau mungkin 30an bagi teman pria. tapi ternyata saya salah. bahkan seorang teman yang baru saja menikah dua bulan lalu adalah orang yang disangka-sangka akan menikah nanti-nanti oleh banyak teman.

apa tidak terlalu muda?
pikir saya. iya, apa tidak terlalu muda? hey, saya baru akan 23 di bulan Oktober nanti. itu artinya teman-teman saya juga baru berada di kisaran 23. kenapa mereka menikah semuda itu? masih tidak bisa saya mengerti. seorang teman mengaku jujur bahwa seks menjadi salah satu faktor utama dari banyak faktor lain yang membuat ia ingin segera menikah. tapiii... gosh... saya pikir kok dangkal sekali sih kalau menghalalkan seks menjadi salah satu faktor utama untuk menikah. no offens, hanya saja, entahlah ya... saya pikir esensinya haruslah lebih dari itu. you're not only share the same bed in your whole life with the same guy, but also share the bad. apa yang membuat mereka menikah terlalu muda?
(tapi jujur saya yakin mereka pasti juga sudah memikirkannya masak-masak)

menikah..
bukan hanya sibuk-sibuk dihadapan penghulu. bukan sekadar mengurus buku nikah dan segala administrasi. bukan sekadar tersenyum dengan pakaian bagus, sajian hidangan serta tetamu yang berpakaian bagus.
bukan sekadar berjanji akan menemani dalam susah atau pun senang. tapi juga menjalani dalam susah ataupun senang.
iya kan?

dan omong-omong soal cinta, bukannya juga cinta bisa hilang?
iya, cinta bisa dirawat, tapi, we're just 23, we're not revealing this world yet. dari mana kita tahu kalau cinta yang ini akan berhasil dan terus begini ketika umur kita 56? bukankah kita masih terlalu muda dan berpacu dengan hormon?

ah, segala urusan pernikahan ini agak aneh...
setelah menulis tulisan ini saya jadi kemakan tulisan saya ini. tapi setidaknya hingga sekarang saya masih berfikir untuk menikah minimal selepas ulang tahun yang ke 24/ 25.

Budaya

setahun yang lalu, orang indonesia kelimpungan, kebakaran jenggot, kok budaya kita diambil sana diambil sini sih? tahu dipaten jepang, mega mendung diaku malaysia, tari pendet dimasukan ke dalam iklan wisata malaysia, beberapa motif batik lain diakui perancis. trus indonesia, tempat kelahiran si artefak budaya itu, kebagian apa?

kenapa..
kenapa semua negara berbondong-bondong mengakui budaya Indonesia? kenapa Indonesia diincar. tapi, budaya Indonesia itu yang mana sih? jangan-jangan Indonesia aja yang GR, mengaku semua budaya Indonesia. hayooo... yang mana budaya Indonesia?

selama puluhan tahun, yang diperkenalkan sebagai baju adat nasional, ya cuma kebaya, kain jarik, dan baju tersanggul. trus yang pakai koteka, diberangus. kata mereka sih dibuat jadi beradab. dibuat jadi punya etika. etika yang mana ni? nilai yang mana? apa di papua memang ada nilai bahwa yang pakai kaus oblong itu jauh lebih beradab dari yang pakai koteka? beradab itu apa sih?

lalu, setelah penyeragaman yang dulu itu, muncul lagi yang baru. sekarang, yang (dianggap) seksi juga dikebiri. jaipong tak lagi berseri. tak pantas. tak bermoral. mengumbar hawa nafsu. weh... siapa yang nafsu? siapa yang nyuruh situ nafsu? situ yang nafsu kok jaipong yang disalahin? salahnya ga bisa menahan hawa nafsu.

dulu, siapa yang peduli untuk melestarikan tari pendet dalam skala yang besar-besaran? siapa yang peduli sama tari pendet sebelum diklaim bangsa lain? Ibu (sok) modern mana sih yang mendaftarkan anaknya untuk les karawitan? jangan-jangan Indonesia memang agak kurang ramah dengan budaya yang lahir dan berkembang di tubuhnya.

ada yang bilang, "pemerintah sih ngga peduli, ngga dipaten budayanya". sungguh saya bingung dengan statement itu. pertama, budaya Indonesia itu ada jutaan. kalau mau dipaten semua, jangan-jangan hutang pemerintah akan bertambah tiga kali lipat dari sekarang sekadar untuk bayar paten. kedua, dari buku  yang saya baca, bahwa negara yang berdekatan tak hanya bertukar artefak tapi juga bertukar budaya. saling mempengaruhi satu sama lain. jadi, gimana kalau mereka juga bisa membuktikan bahwa budaya tersebut sudah turun menurun berada di wilayahnya. ketiga, emang budaya kayak buku ya? bisa dipaten.

maksudnya gini, kalau buku kan jelas ya. saya nulis buku, ya saya pegang hak paten. atau sekelompok orang bikin model pesawat terbang, ya hak patennya juga jelas dipegang para pemilik ide itu. tapi kalau budaya? siapa yang punya? suku bangsa tertentu? tapi, suku bangsa kan tidak terbatas teritori.

misalnya Indonesia mematenkan tari pendet. jadi hak nya tari pendet ada di negara Indonesia. tapi, kalau ada orang Bali, yang turun temurun tinggal di Afghanistan trus mereka mau art performance tari pendet dengan bayaran super mahal, apa mereka ga berhak? mereka bukan warga Indonesia lagi. tapi kan mereka adalah orang Bali dengan tradisi Bali. masa ga boleh menarikan tradisi nenek moyangnya.

misalnya lagi, di iklan pariwisata Malaysia itu juga ada ditampilkan budaya India. apa India lalu marah-marah dan membakar bendera Malaysia? jangan-jangan malah orang-orang India di Malaysia justru senang. mereka sudah diakui negara sebagai bagian dari Malaysia, sebagai warga negara yang setara dengan etnis melayu dan cina di sana.

meski malaysia sudah menyebalkan.
tapi apa iya Indonesia juga sudah menjadikan budaya yang ada menjadi tuan rumah di tanahnya?
apa iya, budaya itu terbatas pada batas teritori? batas otoritas? batas negara tertentu?

Senin, 02 Agustus 2010

hidup adalah sebuah pilihan

Hidup ini.. adalah sebuah pilihan
kanan atau kiri..
pilih hitam atau putih..
disakiti atau menyakiti..
lo pilih ngelangkah maju, atau malah mundur
pilih tau atau nggak tau
pilih diam atau bicara
pilih berbuat atau tidak berbuat
melihat masa depan, atau stuck dengan yang dibelakang
keluar atau diam di rumah
pilih makan ice cream coklat atau strawberry
air putih atau coke
pilih berteman atau musuhan
pilih menciptakan masa lalu buruk atau baik
mengejar atau dikejar
bertahan atau nyerah...

tapi yang jelas.. buat kita yang ngejalanin hidup.. semua itu ada konsekuensinya
dan berusaha sebaik mungkin untuk ngambil keputusan yang paling baik buat kita..
walau kadang harus buat orang lain juga..

dan berusaha untuk nggak menciptakan penyesalan..

live

Mengobrol emang ngga ada habisnya. beberapa minggu terakhir ini hidup saya penuh dengan mengobrol. Dari yang ga penting, yang curhat, sampe yang serius banget. yang rahasia juga banyak. hahaha..
Emang semuanya nggak bisa di duga, si ini begini, si itu begono.. what a life!

Yah... sebagus apapun yang lo denger, atau seburuk apapun yang lo denger, nggak penting juga sih buat ditanggapi berlebihan.. ya kan? karna semua itu relatif, ngga ada bener ngga ada salah.. nggga ada bagus ngga ada jelek..
yang penting adalah tau apa yang diri lo sendiri lakuin, dan tau konsekuensinya buat ke depan, growing up ah...

hahaha..

thanks :)

Well... setelah berkali-kali sharing, ngobrol, curhat, ternyata enak banget rasanya..
clearly i'm not alone at this time. thank you friends! :)