Senin, 05 Oktober 2009

Sore hari yang mengguncang

Barangkali sehari sebelumnya, tidak ada yang pernah mengira akan terjadi hal itu. Atau bahkan mungkin malam sebelumnya. Sebelum letih menggayuti kelopak mata untuk mengatup dan lalu terlelap.


Namun sore itu tidak menggugah seperti biasanya. Sebuah sore hari di mana kota padang terguncang sedemikian hebatnya. Bangunan kokoh dalam sekejap merapuh dan runtuh, melebur hancur menjadi debu dan pasir yang mengubur. Lagi-lagi, tanpa dinyana petaka mengoyak, memporandakan, merenggut dengan paksa perjalanan hidup ribuan manusia.


Ada haru yang tak hanya membuatku tergugu saat melihat warta tentangnya di layar kaca, atau saat menyimak kisahnya di jagat maya; semua bertutur menyiratkan kepedihan tak terukur. Aku pun terbungkus dalam keheningan memuram. Sekilas tergambar di benak keping-keping ingatan meski terlihat suram. dan hati kecilku bergumam : sudah begitu burukkah persahabatan antara manusia dan alam? Ataukah kepekaan kita untuk memahami kehendakNya yang majal dan tak lagi tajam?


Hati kecilku berharap, semoga tak ada lagi sore hari yang mengguncang di negeri ini.

Semoga tak ada lagi hari yang disesaki tangis kehilangan dan isak kepedihan.