Gulungan benang kusut ini harus segera diluruskan. Besok pagi urusan benang ini harus beres atau masalah-masalah baru akan menyusul. Tapi tidak mungkin selesai dalam satu malam. Saya lelah dan mulai putus asa. Gunting! Ya, saya butuh gunting. Lebih baik saya gunting saja benang kusut ini. Saya cari-cari berkeliling kamar. Saya bongkar lemari, kotak tempat jepit rambut, dan seluruh isi tas. Tidak ada! Gunting saya hilang! Saya lelah sekali, tapi benang kusut ini harus segera diluruskan.

Saya membaringkan diri di atas ranjang. Menutup mata dan mengatur pernafasan. Membiarkan angin perlahan-lahan mengendalikan ritme detak jantung saya yang tak karuan ini. Saya membayangkan diri saya berbaring di dalam sebuah kapal besar. Kapal ini sedang melaju ke suatu pulau terpencil. Saya membayangkan saya berbaring dengan digoyang oleh ombak lautan. Saya harap ketika membuka mata, kapal sudah berlabuh entah di pulau mana yang jauh dari keramaian kota. Suatu pulau baru. Dengan kehidupan baru. Dimana benang kusut tidak akan jadi masalah lagi. Saya akan duduk di pinggir pantai sambil menikmati alam dengan tenang dan menghirup udara segar. Melamunkan memori-memori indah dan perlahan merelakannya untuk hanya menjadi suatu kenangan belaka, tidak untuk diulang.

Saya semakin jatuh ke dalam khayalan. Semakin dalam bermimpi.
Hari sudah pagi. Sungguh tidak terasa. Saya membuka mata dan menarik nafas panjang. Saya temukan lagi, si benang kusut. Masih tetap dengan bentuknya yang tak teratur. 

Selamat pagi semua! Ini hari baru! Kenyataan menyambutmu. Untuk dihadapi. Bukan untuk dielakan. Selamat beraktivitas! Hadapi tanggung jawabmu yang tidak seberapa dibanding dengan kekuatan yang sudah diberikan oleh Tuhan.