Saya hampir saja lupa kalau bumi itu bulat bentuknya. Tidak memiliki sudut untuk tempat saya bersembunyi dari rutinitas yang diulang-ulang seiring dengan berputarnya bumi yang bulat ini.
Saya juga lupa kalau bumi punya sistem daya tarik yang sangat kuat bernama gravitasi, yang tidak pernah membiarkan saya walau hanya sebentar untuk terbang ke angkasa dan merasa bebas.

“Pesawat?”

Oh tidak, bukan itu maksud saya. Saya mau terbang sendirian. Tanpa pilot atau pramugari dan segala aturan yang harus saya turuti ketika penerbangan. Saya mau bebas. Ah, memang tidak ada yang bisa mengerti maksud saya. Ke-ce-wa!

Saya mau merasakan kebebasan. Tanpa aturan. Tanpa norma atau sopan santun. Tanpa kata-kata, “seharusnya begini.. Seharusnya begitu..”. Kata siapa seharusnya?

“Ke hutan saja!”
Baiklah saya akan ke hutan dan hidup bersama monyet-monyet yang mungkin lebih menghargai sesamanya. Daripada bersama manusia-manusia di sini yang sering memanggil sesamanya dengan “monyet”. Sarkas! Katanya tahu aturan. Katanya paham hukum. Katanya sopan santun harus dituruti. Tapi yang kalian lakukan hanya me-monyet-kan manusia yang memiliki perbedaan nilai dengan kalian.

Sudahlah, tidak perlu rapat berabad-abad untuk merumuskan nilai-nilai kehidupan, kalau tidak sanggup menghargai perbedaan yang ada. Hentikan saja sistem yang kalian bilang canggih itu. Pikirkan lagi bagaimana seharusnya manusia beradab itu hidup. Kalau nilai-nilai yang kalian anut habis dimakan zaman, kalian serang peradaban hanya untuk mengingatkan kalian masih ada.

Sudahlah, sudah basi! Tunggu saja waktumu sampai bumi tidak membiarkan kalian keluar tanah lagi.. Terkubur dalam-dalam dan membiarkan bumi mengambil alih sistem tubuhmu..

Tulisan kali ini bener-bener nyampah bgd...